KAJIAN SOSIOPRAGMATIK TINDAK TUTUR ADEGAN LIMBUKAN DALAM
SENI PERTUNJUKAN WAYANG PURWA DI SURAKARTA (STUDI KASUS TERHADAP KI ANOM
SUROTO, KI PURBO ASMORO, DAN KI WARSENO SLENK)
Oleh :
Suratno
·
Masalah utama dalam penelitian ini adalah
penggunaan tindak tutur, khususnya tindak tutur adegan limbukan, dalam kajian
sosiopragmatik. Dalam peristiwa tuturan adegan limbukan, tindak tutur dapat
dimanfaatkan untuk tujuan yang berbeda. Penggunaan tindak tutur ini dalam
kajian sosiopragmatik, pelaksanaannya direalisasikan secara bervariasi
berdasarkan konteks sosial, budaya, dan konteks situasi tutur yang mengiring
pertuturan.
·
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
perilaku interaksi verbal dialog dua punakawan wanita dalam adegan pertunjukan
wayang di Surakarta. Penelitian ini difokuskan pada (1) mengidentifikasi
jenis-jenis tindak tutur, menentukan tindak tutur yang dominan, menemukan
strategi bertutur, serta mengidentifikasi penanda lingual sub-subtindak tutur
pada adegan limbukan dalam seni pertunjukan wayang purwa (TTALDSPWP) Ki Anom
Suroto, Ki Purbo Asmoro, dan Ki Warseno Slenk; (2) menemukan strategi bertutur;
(3) mengungkap dan menentukan implikatur-implikatur dan daya pragmatik tuturan;
(4) menemukan dan memerikan implementasi tindak tutur kaitannya dengan prinsip
kerjasama (PKS), prinsip sopan-santun (PS), prinsip relevansi (PR), prinsip
humor (PH), dan prinsip kerukunan (PK).
·
Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan
kategori studi kasus terpancang. Data yang diperoleh dalam kajian ini berupa
satuan lingual tindak tutur yang ditranskripsi dari pertunjukan wayang purwa
tiga dalang (Ki Anom Suroto, Ki Purbo Asmoro, dan Ki Warseno Slenk), yang
berasal dari rekaman pertunjukan langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan berperan serta dibantu dengan wawancara dan pengamatan dokumen.
Teknik penyediaan data dilengkapi dengan teknik simak dengan dasar cakap dan
lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, dan catat. Metode analisis dilakukan
dengan menggunakan metode padan, metode yang digunakan untuk mengkaji satuan
lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa.
·
Metode analisis yang digunakan khususnya adalah
pragmatik dengan alat penentu mitra tutur. Interpretasi tentang
implikatur-implikatur tindak tutur dianalisis dengan menggunakan konsep Leech
(1983), adapun intepretasi data bentuk tuturan dalam rangka menemukan daya
pragmatik tindak tutur dianalisis dengan menggunakan strategi heuristik.
Analisis ini berupaya mengidentifikasi daya pragmatik sebuah tuturan dengan
merumuskan hipotesis-hipotesis, dan kemudian mengujinya berdasarkan data-data
yang tersedia.
·
Temuan kajian ini adalah seperti berikut ini.
Pertama, subtindak tutur yang paling dominan dalam TTALDSPWP oleh Ki Anom
Suroto, Ki Purbo Asmoro, dan Ki Warseno Slenk adalah subtindak tutur ‘memberi
tahu’ (15,49 %). Kedua, Strategi bertutur yang memilih menggunakan jenis tindak
tutur tidak langsung lebih sering digunakan daripada dengan tindak tutur
langsung (63,85 %). Ketiga, berdasarkan analisis implikatur konvensional
(conventional implicature) yang paling dominan pada TTALDSPWP oleh Ki Anom
Suroto, Ki Purbo Asmoro, dan Ki Warseno Slenk. Keempat, implikasi dari
kepatuhan terhadap maksim-maksim prinsip kerjasama itu diperlukan ketika
penutur dan mitra tutur menekankan unsur kerjasama dalam tindak pertuturan.
Namun, pada saat yang lain adegan limbukan juga memerlukan berkomunikasi dengan
pihak sponsor pertunjukan (yang punya hajat), tamu undangan, pejabat yang hadir
pada saat pertunjukan, untuk menarik simpati perlu menjauhkan diri dari
permusuhan, jelas maksudnya, berorientasi terhadap makna yang positif dan agar
dapat menyenangkan mereka. Oleh karena itu, diperlukan prinsip berkomunikasi
yang lain, yaitu prinsip sopan-santun (PSS), prinsip relevansi (PR), prinsip
humor (PH), dan prinsip Kerukunan (PK).
·
Akhirnya, dalam seni pertunjukan wayang terdapat
berbagai teks baik yang bersumber dari konteks wacana lisan maupun tertulis
yang lain yang mempunyai ciri khas dan perilaku kebahasaan yang lain pula.
·
Oleh
karena itu, dihimbau agar para peneliti yang lain dapat memperluas dan
mengembangkan kajian tentang tindak tutur dengan melakukan penelitian yang
sejenis dengan sasaran jenis teks yang berbeda.
Kata kunci : Tindak Tutur, Sosiopragmatik,
Konteks, Implikatur, Daya Pragmatik, Implementasi, dan Prinsip.
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..