Biayai Kuliah dengan Uang Lemburan
Endang Sartika, Buruh Pabrik Terima Beasiswa S-2 di India
Dari kampung penghasil sayur, Seloprojo, Ngablak, Magelang, alumni IAIN Salatiga yang juga buruh pabrik tekstil Argo Manunggal Textile Salatiga ini menembus beasiswa S-2 jurusan Bahasa Inggris Mangalore University India dari The Indian Council for Cultural Relations (ICCR).
ENDANG Sartika, putri pasangan petani sayuran Sucipto dan Miyatun ini tak mengira, berbekal tekad yang kuat, ia bisa melanjutkan studi S-2 ke luar negeri. Apalagi pendidikan yang akan ditempuhnya ini didapat secara gratis karena menerima beasiswa.
Endang sapaan akrabnya, menyelesaikan program studi Bahasa Inggris di STAIN (sekarang IAIN) Salatiga dengan predikat cumlaude. Setelah selesai dari SMA, Endang tidak lantas beruntung untuk mencicipi bangku kuliah karena keterbatasan biaya dan permasalahan kultur di kampungnya. Di mana anakanak sebayanya hanya menyelesaikan bangku SMP. Bisa menyelesaikan sekolah sampai SMA sudah lebih dari cukup.
Endang pun akhirnya hijrah ke Kota Salatiga. Di kota yang sejuk ini bukannya untuk melanjutkan kuliah melainkan melamar kerja di sebuah pabrik. Sejak lulus dari SMAtahun 2009, Endang bekerja sebagai buruh pabrik tekstil Argo Manunggal Textile. Dari pabrik inilah semangat kerjanya sangat diapresiasi oleh atasannya karena ketekuanan dan kecekatannya.
Namun, kegundahan untuk melanjutkan kuliah semakin menjadi- jadi. Ia pun selalu menyisihkan sebagian dari gajinya di pabrik untuk kuliah. Dia berpikiran sebagai siswa berprestasi dari SD sampai SMAharus melanjutkan kuliah. Endang pun merelakan jam kerja di pabrik dengan lembur untuk bisa meraih cita-citanya.
Sampai pada akhirnya keinginan itu disampaikan kepada orang tua dan pamannya. Dari pamannya inilah, ia disarankan masuk di IAIN Salatiga. Jatuhlah pilihannya program studi Bahasa Inggris walaupun pada awalnya ingin kuliah di jurusan IPAsesuai dengan jurusan saat SMA.
Buah Ketekunan
Bekerja sebagai buruh pabrik pun ia tinggalkan sejak 2010 karena harus kuliah. Dengan biaya dari menabung tentu tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari dan tidak bisa pula untuk tetap di pabrik karena aturan jam kerja dan jam kuliah.
Endang pun berupaya menyambung hidupnya dengan menjadi guru TK dan tentor privat. Karena ketekunan dan kerja kerasnya, dia bisa menyelesaikan kuliahnya tepat pada waktunya. Ia di wisuda Oktober 2014 lalu. Sehingga pada akhirnya ternyata cita-citanya tidak berhenti sampai di situ.
Terinspirasi seniornya yang mampu menembus kuliah dengan beasiswa bahkan sampai kuliah ke luar negeri, perempuan kelahiran 30 Oktober 1991 ini mencoba mencari beasiswa untuk bisa melanjutkan kuliah S-2.
Dengan IPK tertinggi di program studinya yakni 3,81, ia harus mampu mendapatkan beasiswa kuliah S-2 seperti para pendahulunya. Anak terakhir dari empat bersaudara ini kemudian terus berusaha sehingga menemukan pengumuman beasiswa dari pemerintah India lewat internet.
Singkat cerita setelah melalui proses panjang pendaftaran, kabar gembira pun datang. Dengan menyingkirkan ratusan pesaingnya, Endang akhirnya meraih beasiswa. Akhir Juli 2015 ini, ia akan berangkat ke India untuk menempuh studinya.
”Mohon doa restunya kepada seluruh alumni IAIN Salatiga dan segenap civitas akademik, semoga ilmu yang saya peroleh bermanfaat, baik kepada diri saya sendiri maupun lingkungan dan masyarakat,” katanya saat kemarin sebelum berangkat ke India.
Dengan diterimanya Endang pada program S-2, berarti menambah semakin banyak mahasiswa dari IAIN Salatiga diterima di luar negeri. (Muhammad Syukron-90)
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..