Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) & Bahasa Sebagai Sistem
Semiotik Sosial
Pendahuluan
Linguistik SistemikFungsional (LSF) diyakini menjadi teori yang sangat aplikatif dalam menjawab
masalah kebahasaan sehari-sehari. Teori ini juga membantu analisis sebuah
diskursus (discourse) dan bidang yang lain seperti pendidikan dalam kaitannya
dengan penggunaan bahasa.
Linguistik
Sistemik Fungsional (LSF), atau Systemic
Functional Linguistic (SFL), merupakan pendekatan Linguistik yang bertujuan
untuk memahami bagaimana sebuah teks membentuk maknanya dalam sebuah konteks.
Teks merujuk pada semua fenomena kebahasaan, dalam media apapun, yang dapat
dimengerti oleh orang yang mengetahui bahasa yang digunakan oleh teks tersebut.
Untuk membantu analisanya, LSF membagi konteks di mana bahasa muncul ke dalam dua jenis: konteks situasi dan budaya. Konteks situasi merujuk pada tiga hal dalam suatu tindakan berbahasa: siapa saja yang terlibat, situasi apa yang sedang terjadi, dan fungsi apa yang dimiliki oleh bahasa dalam situasi tersebut.
Konteks
budaya dalam LSF merujuk kepada apa saja yang dapat digunakan atau dilakukan oleh
suatu anggota budaya tertentu untuk membuat makna, misalkan melalui gestur,
kualitas vokal, raut wajah, dll.
Linguistik
Fungsional Sistemik bermula dari asumsi J.R. Firth tentang Bahasa, bahwa bahasa kembali pada
dirinya (Language turned back on itself).
J.R. Firth (1930-1950) meyakini bahasa akan kembali pada kealamiannya (nature) yakni berkaitan langsung dengan
posisi filosofis dari bahasa itu sendiri. Pemikiran ini berbeda dengan aliran
Leonard Bloomfield yang condong menyelidiki bahasa dan strukturnya.
M.A.K
Halliday sebagai murid J.R. Firth berikutnya mengembangkan asumsi ini dan menaruh
perhatian yang besar terhadap bahasa dan makna, serta bahasa dan fungsi
sosialnya. Sebelum Linguistik Fungsional
Sistemik muncul, M.A.K Halliday mengembangkan teori Language as a social semiotic
(bahasa sebagai semiotika sosial).
Karakteristik Umum SFL/LSF
Sangat berbeda dengan cabang linguistik lain, Linguistik Fungsional Sistemik memiliki orientasi yang berbeda dengan Syntax, Semantics, dan Pragmatics. Apabila ketiganya menyelidiki kedalam bentuk (a study of forms) dan arti bentuknya (what the forms mean), Linguistik Sistemik Fungsional lebih memperhatikan aspek diluar bahasa yakni konteks.
Ada prinsip
dasar yang digunakan dalam Linguistik Sistemik
Fungsional, yaitu:
(1)
Social
Semiotics
(2)
Bahasa
sebagai sumber (resource)
(3)
Teks, bukan
Kalimat
(4)
Teks dan
Konteks Sosial
Construing Meaning
Linguistik Sistemik
Fungsional memiliki tiga metafungsi: Ideational, Interpersonal, dan Textual. Ketiga metafungsi ini nantinya berguna untuk
menyelidiki makna yang terbentuk atau bagaimana makna itu nanti terbentuk dalam
sebuah konteks situasi.
1.
Ideational (construing
experience function), Fungsi ideasional dalam Linguistik Fungsional
Sistemik menjabarkan bagaimana bahasa bisa mewakili pengalaman dan
mengekspresikan persepsi tentang dunia atau suatu kejadian. Dalam fungsi ini,
ada tiga aspek yang saling berkaitan:
proses (process), partisipan
(participant),
dan keadaan (circumstance). Ketiga
aspek tersebut nantinya yang membentuk realita. Realitas ini dijelaskan lebih
lanjut dalam transitivitas (transitivity).
2.
Inter-personal , Fungsi
interpersonal menggaris-bawahi bagaimana bahasa digunakan dalam berinteraksi
dengan pasangan (partner) bahasa
kita (listener). Apabila komunikasi
saling dimengerti oleh kedua pihak (speaker
dan listener).
3.
Textual (Tekstual),
Fungsi tekstual berkaitan dengan makna tekstual, atau bagaimana teksture
berperan dalam sebuah teks. Tekstur adalah yang membuat teks menjadi bagian
yang menyeluruh dalam sebuah bahasa. Semakin kohesif dan koheren
sebuah teks, maka semakin besar tekstur tersebut.
Tokoh yang Berkaitan
Linguistik Fungsional
Sistemik berdiri dari banyak pandangan tokoh linguistik. Termasuk diantaranya
M.A.K Halliday dan J.R. Firth. Halliday berjasa sebagai akademisi yang
mengembangkan lebih jauh mengenai teori ini.
Teori yang Berkaitan
M.A.K
Halliday adalah tokoh yang mendominasi teori ini sebagaimana juga terlihat
dalam bukunya yang lain: Language, Context, and Text, Language as a
verbal art, dan Language as social semiotic.
Linguistik Sistemik Fungsional juga berkaitan langsung dengan bukunya “Functional Grammar”.
Linguistik Sistemik
Fungsional berkaitan erat dengan cabang linguistik Register. Teori Linguistik
Fungsional Sistemik juga ikut berperan mengembangkan teori lainnya seperti
Analisis Wacana serta Critical Language yang ikut menyelidiki bahasa dan
kaitannya dengan aspek diluar bahasa.
Sejarah Umum & Hal-Ikhwal
LSF/SFL
Linguistik
fungsional sistemik (SFL) adalah pendekatan linguistik, di antara linguistik
fungsional, yang menganggap
bahasa sebagai sistem semiotik sosial. Itu dirancang oleh Michael Halliday,
yang mengambil gagasan sistem dari gurunya Halliday bernama J. R. Firth (Halliday, 1961). Firth
mengusulkan bahwa sistem mengacu pada kemungkinan yang disubordinasikan ke
struktur; Halliday "membebaskan" pilihan dari struktur dan
menjadikannya dimensi pengorganisasian pusat SFL. Dalam istilah yang lebih
teknis, sementara itu banyak pendekatan deskripsi linguistik lebih menempatkan struktur sintagmatik
sebagai focus utama, sedangkan SFL mengadopsi
struktur paradigmatik sebagai titik tolaknya.
Bagi Halliday, prinsip teoretis sentral adalah bahwa setiap tindakan komunikasi melibatkan pilihan atau istilah kerennya “Choice”. Bahasa di atas segalanya adalah sebuah sistem; SFL memetakan pilihan yang tersedia dalam berbagai bahasa menggunakan alat representasinya dari "jaringan sistem".
Setelah kata
“Sistemik” ada kata “Fungsional”. Fungsional menandakan proposisi bahwa bahasa
berkembang di bawah tekanan fungsi yang harus dilayani oleh sistem bahasa. Fungsi dianggap telah banyak “meninggalkan
jejakn-ya” pada struktur dan organisasi
bahasa di semua tingkatan, yang dicapai melalui metafungsi. Metafungsi secara
unik didefinisikan dalam SFL sebagai "organisasi kerangka kerja fungsional
di sekitar sistem", yaitu, adanya CHOICE atau “pilihan” . Ini adalah
perbedaan yang signifikan dari pendekatan "fungsional" lainnya,
seperti tata bahasa fungsional Dik (Functional Grammar, atau yang sekarang
sering disebut, tata bahasa wacana fungsional) dan tata bahasa fungsional
leksikal. Untuk menghindari kebingungan khalayak ramai, sebutan lengkap dan
keren—linguistik fungsional sistemik atau LSF—biasanya digunakan, daripada menggunakan istilah “tata bahasa fungsional” atau “linguistik fungsional.
Menurut
pendapat Halliday, semua bahasa melibatkan
tiga meta-fungsi yang dihasilkan secara simultan atau bersamaan: satu
fungsi, menafsirkan pengalaman realitas luar dan dalam kita serta hubungan
logis antara fenomena (ideasional); fungsi yang lain menganalisis hubungan sosial
(hubungan antarpribadi atau inter-personal); dan yang ketiga menyatukan
kedua fungsi ini untuk membuat teks (tekstual—wujud satuan lingual kata-katanya).
Titik Tolak Karya Halliday
Titik tolak
karya Halliday dalam linguistik adalah pertanyaan sederhana: "bagaimana cara kerja bahasa?".
Sepanjang karirnya ia telah menyelidiki sifat bahasa sebagai sistem semiotik
sosial; yaitu, sebagai sumber makna di banyak konteks interaksi manusia yang
terus berubah.
Pada tahun
2003, ia menerbitkan sebuah makalah yang menguraikan prinsip-prinsip akumulasi
teorinya, yang muncul saat ia terlibat dengan banyak masalah kebahasaan terkait
Bahasa-bahasa yang berbeda.
Prinsip-prinsip ini, tulisnya, "muncul sebagai produk sampingan dari
keterlibatan ilmiah, ketika saya berjuang dengan masalah-masalah tertentu dan
beragam seperti analisis sastra dan mesin terjemahan.
Halliday
kemudian mencoba mengembangkan teori dan deskripsi linguistik yang dapat
diterapkan pada konteks bahasa manusia apa pun. Teori dan deskripsinya
didasarkan pada prinsip-prinsip ini, atas dasar bahwa mereka diperlukan untuk
menjelaskan kompleksitas bahasa manusia. Ada lima prinsip penting atau utama:
1. Dimensi paradigmatik: Makna adalah CHOICE atau pilihan, yaitu
pengguna memilih dari "opsi yang muncul di lingkungan opsi lain", dan
bahwa "kekuatan bahasa berada dalam organisasinya sebagai jaringan besar
pilihan yang saling terkait”.
2. Dimensi stratifikasi. Dalam evolusi bahasa dari semiotik primer
ke semiotik tingkat tinggi, "sebuah ruang diciptakan di mana makna dapat
diatur dalam istilah mereka sendiri, sebagai jaringan keterkaitan yang murni
abstrak". Antara konten pasangan
bentuk Dari sistem semiotik sederhana muncul "ruang organisasi" yang
disebut sebagai leksiko-gramatikal. Perkembangan
ini menempatkan bahasa di jalur atau posisi
menjadi sistem pembuatan makna yang unlimited atau tak terbatas.
3. Dimensi metafungsional. Bahasa juga menampilkan "kelengkapan
fungsional". Dengan kata lain, Bahasa telah berkembang di bawah kebutuhan manusia
untuk membuat makna tentang dunia di sekitar dan di dalam diri kita, pada saat
yang sama Bahasa adalah sarana untuk
menciptakan dan memelihara hubungan interpersonal. Motif-motif ini adalah dua
mode makna dalam wacana—apa yang oleh Halliday disebut sebagai metafungsi
"ideasional" dan "interpersonal". Keduanya diatur melalui mode makna ketiga, metafungsi
tekstual, yang bekerja pada dua mode lainnya. untuk menciptakan aliran wacana
yang koheren.
4. Dimensi sintagmatik. Bahasa terungkap secara sintagmatik,
sebagai struktur yang ditetapkan dalam waktu (diucapkan) atau ruang (tertulis).
Struktur ini melibatkan unit-unit pada peringkat yang berbeda dalam setiap
strata sistem bahasa. Dalam tataran leksiko-gramatikal, misalnya, yang terbesar
adalah klausa, dan yang terkecil adalah morfem; perantara antara jajaran ini
adalah jajaran kelompok/frasa dan kata.
5. Dimensi instantiasi. Semua sumber daya ini, pada gilirannya, "didasarkan pada vektor instantiasi", yang didefinisikan sebagai "hubungan antara instance dan sistem yang ada di belakangnya". Instansiasi adalah hubungan formal antara potensial dan aktual. Teori fungsional sistemik meng-asumsi-kan hubungan yang sangat erat dari umpan balik terus-menerus antara instance dan sistem: sehingga menggunakan sistem dapat mengubah sistem itu
Pengertian SISTEM dalam linguistik
Seperti
namanya, gagasan sistem adalah aspek yang menentukan linguistik sistemik. fungsional
Dalam linguistik, istilah "sistem" dapat ditelusuri kembali kepada
teori induknya Ferdinand de Saussure,
yang memperhatikan paradigma yang kira-kira sesuai antara bentuk-bentuk
penandaan dan nilai-nilai petanda.
Prinsip
organisasi paradigmatik didirikan dalam semiotika oleh Saussure, yang konsep
nilai (yaitu "valeur") dan tanda sebagai istilah dalam suatu sistem
"menampilkan organisasi paradigmatik sebagai dimensi makna yang paling
abstrak". Namun, Halliday menunjukkan bahwa sistem dalam konsep J.R. Firth dan dia sendiri menggunakannya cukup
berbeda dari karya Saussure.
Dalam kasus
mereka, sistem tidak berdiri untuk daftar bentuk penandaan yang sesuai dengan
daftar nilai petanda. Sebaliknya, Firth dan Halliday menggambarkan sistem
sebagai opsi kontras dalam nilai yang diwujudkan dengan opsi kontras dalam
bentuk di mana opsi tersebut bukan keseluruhan bentuk dan keseluruhan nilai
tetapi fiturnya. Dalam pengertian ini, sistem linguistik merupakan latar
belakang ciri-ciri formal, yaitu ciri-ciri struktur.
Dalam
konteks ini sistem linguistik yang paling umum adalah bahasa manusia dewasa itu
sendiri karena merupakan sistem pilihan di mana manusia memilih apakah akan
berbicara dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Cina, dalam bahasa Spanyol atau
dalam berbagai bahasa lainnya. Dalam pengertian ini, bahasa adalah suatu sistem
("sistem bahasa") tidak hanya seperti yang dikemukakan oleh
Hjelmslev., tetapi juga sebagai sistem CHOICE atau pilihan. Dalam konteks ini,
Jay Lemke menggambarkan bahasa manusia sebagai sistem yang terbuka dan dinamis,
yang berkembang bersama dengan spesies manusia.
Dalam
penggunaan sistem ini, gramatikal atau fitur bahasa lainnya paling baik
dipahami ketika digambarkan sebagai serangkaian opsi. Menurut Halliday,
"Kategori paling abstrak dari deskripsi gramatikal adalah sistem bersama
dengan pilihannya (fitur sistemik). Tata bahasa sistemik berbeda dari tata
bahasa fungsional lainnya (dan dari semua tata bahasa formal) dalam hal
paradigmatik: sistem adalah seperangkat
fitur alternatif paradigmatik, yang satu harus dipilih jika kondisi entri
terpenuhi.
Sistem
adalah fitur dari karya teoretis awal Halliday tentang bahasa. Dia
menganggapnya sebagai salah satu dari empat kategori fundamental untuk teori
tata bahasa—yang lainnya adalah unit, struktur, dan kelas. Kategori sistem dipanggil untuk menjelaskan
"terjadinya satu peristiwa daripada yang lain dari antara sejumlah
peristiwa serupa". Pada saat itu, Halliday mendefinisikan tata bahasa
sebagai "tingkat bentuk linguistik yang mengoperasikan sistem
tertutup".
Dalam
mengadopsi perspektif sistem tentang bahasa, linguistik sistemik fungsional telah
menjadi bagian dari reaksi abad ke-20 dan ke-21 yang lebih umum terhadap
pendekatan atomistik terhadap sains, di mana esensi dicari dalam komponen yang
lebih kecil dan lebih kecil dari fenomena yang diteliti. Dalam pemikiran
sistem, setiap objek studi yang digambarkan didefinisikan oleh hubungannya
dengan unit lain yang didalilkan oleh teori.
Dalam
linguistik fungsional sistemik, ini telah digambarkan sebagai perspektif
trinokular. Jadi kategori deskriptif harus dipertahankan dari tiga perspektif:
dari atas ("apa yang ditafsirkan?" "apa efeknya dalam konteks
penggunaan?"), di bawah ("bagaimana fungsi ini direalisasikan?")
dan sekitar ("apa lagi yang ada di lingkungan itu?" "hal lain
apa yang harus berinteraksi dengan benda ini?"). Hal ini memberikan
linguistik fungsional sistemik afinitas dengan studi sistem yang kompleks.
Label
sistemik terkait dengan jaringan sistem yang digunakan dalam deskripsi bahasa
manusia. Jaringan sistem menangkap dimensi pilihan pada setiap strata sistem
linguistik di mana mereka diterapkan. Jaringan sistem leksiko-gramatikal membentuk tata bahasa fungsional sistemik.
Jaringan sistem adalah alat teoretis untuk menggambarkan serangkaian opsi yang
tersedia dalam berbagai bahasa; itu mewakili pilihan abstrak dan tidak sesuai
dengan gagasan tentang pilihan aktual atau membuat klaim psikologis. Jaringan
sistem formal sesuai dengan kisi tipe dalam teori kisi formal, meskipun
kadang-kadang keliru disalahartikan sebagai diagram alur atau pohon keputusan
terarah. Arahan seperti itu selalu hanya merupakan properti implementasi
tertentu dari gagasan umum dan dapat dibuat untuk alasan kinerja, misalnya,
pemodelan komputasi. Jaringan sistem biasanya menggunakan banyak pewarisan dan
sistem "simultan", atau pilihan, yang karenanya digabungkan untuk
menghasilkan ruang deskriptif yang sangat besar
Rekomendasi Kepustakaan
"Bahasa,
Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial"
karya M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, 1992, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
The
Cambridge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Geoff
Thompson, Wendy L. Bowcher, Lise Fontaine, David Schöntal, 2019, Cambridge
University Press.
The
Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Tom
Barlett dan Gerard O'Grady, 2017, Routledge, New York
Halliday's
Introduction to Functional Grammar, M.A.K. Halliday edisi keempat disunting
oleh Christian M.I.M Matthiessen, 2014, Routledge, New York
Key Terms in
Systemic Functional Linguistics oleh Christian M.I.M Matthiessen, Kazuhiro
Teruya, dan Marvin Lam, 2010, Continuum International Publishing Group, New
York
Interviews
with M.A.K Halliday: Language Turned Back on Himself disunting oleh J.R Martin,
2013, Penerbit Bloomsbury
Halliday,
Michael Alexander Kirkwood; Matthiessen, Christian Matthias Ingemar Martin
(2013). Halliday's Introduction to Functional Grammar. Routledge.
Martin, James Robert; Rose, Rose (2008). Genre
Relations: Mapping Culture. London: Equinox.
"John Rupert Firth" (PDF).
Barlett, Tom; O'Grady, Gerard, ed. (2017). The
Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics. New York: Routledge.
Almurashi, Wael Abdulrahman (2016). "An
Introduction to Halliday's Systemic Functional Linguistics". Journal for
the Study of English Linguistics. 4 (1). doi:10.5296/jsel.v4i1.9423. line feed
character di |title= pada posisi 50 (bantuan)
Alice
Caffarel, J. R. Martin, Christian M. I. M. Matthiessen (2004) Language
Typology: A Functional Perspective, p.2
Halliday, M.A.K. 2004. Introduction: How Big
is a Language? On the Power of Language. In The Language of Science: Volume 5
in the Collected Works of M.A.K. Edited by J.J.Webster. London and New York:
Continuum. p. xi.
Halliday, M.A.K. 2003. Introduction: On the
"architecture" of human language. In On Language and Linguistics.
Volume 3 in the Collected Works of M.A.K. Halliday. Edited by Jonathan Webster.
London and New York: Continuum.
Halliday, M.A.K. 1985. Systemic Background. In
"Systemic Perspectives on Discourse, Vol. 1: Selected Theoretical Papers"
from the Ninth International Systemic Workshop, James D. Benson and William S.
Greaves (eds). Ablex. Reprinted in Full in Volume 3 in The Collected Works of
M.A.K. Halliday. London: Continuum. p. 186.
Firth, J.R. 1968. Selected Papers of J.R.
Firth 1952–1959. London: Longman. p183.
Halliday, M.A.K. 2004. Introduction: How Big
is a Language? On the Power of Language. In The Language of Science: Volume 5
in the Collected Works of M.A.K. Edited by J.J.Webster. London and New York:
Continuum. p. xv.
Halliday, M.A.K. 1992. Systemic Grammar and
the Concept of a “Science of Language”. In Waiguoyu (Journal of Foreign
Languages), No. 2 (General Series No. 78), pp. 1–9. Reprinted in Full in Volume
3 in The Collected Works of M.A.K. Halliday. London: Continuum. p. 209.
Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the
Theory of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar:
Volume 1 of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York:
Continuum.
Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the Theory
of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar: Volume 1
of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York: Continuum. p.
52
Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the Theory of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar: Volume 1 of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York: Continuum. p. 40
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..