Dear Warganet,
Sejak fisika diajarkan di sekolah dan universitas, kita telah terbiasa dengan 'pembelajaran dan metode ilmiah'. Dari hukum termodinamika, relativitas Einstein, hingga teori-teori baru yang ditemukan, kita mempelajari sains dengan cara yang mengharuskan kita menemukan masalah atau kejadian, dan bagaimana hal itu terjadi.
Selama bertahun-tahun, sains telah menjawab banyak
pertanyaan, misalnya "Apa bagian terkecil dari suatu materi?",
"Apakah bumi benar-benar datar?", dan "Bagaimana Black Hole terbentuk?", dan, paparannya cukup
jelas. , sains akan menjawab lebih banyak.
Tapi semua pertanyaan itu, sebenarnya, hanya mencakup dua
hal; “apa”, dan “bagaimana”. Kenapa begitu? Karena sains sangat bergantung pada
empirisme. Ya bersifat empiris banget. Oleh
karena itu, yang dibutuhkan hanyalah bukti empiris (dapat dipahami oleh panca
indera kita), diikuti dengan kesimpulan setelahnya.
sumber gambar: https://www.maxpixel.net/
The photos on Max Pixel be freely distributed with a Creative Commons Zero - CC0.
Saya tidak mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang buruk.
Bagaimanapun, sains telah membuat banyak terobosan dengan menggunakan pendekatan
empirisme. Namun terkadang sains memiliki keterbatasannya sendiri, karena 'job
description'-nya adalah untuk 'mengidentifikasi' suatu fenomena tertentu. Itu
sebabnya sains tidak bisa menjawab pertanyaan yang dimulai dengan
"mengapa".
Ada banyak orang yang percaya bahwa sains adalah jawaban
dari segalanya. Ambil contoh, Stephen Hawking. Dia terkenal karena
kecerdasannya dan bekerja pada fisika teoretis, ia sangat percaya pada sains,
sampai-sampai ia mengatakan bahwa sains akan mengalahkan agama. Namun dari
pernyataan itu, sebuah pertanyaan muncul dari benak saya; "Apakah sains
saja cukup?" Mengapa kita tidak mengambil sesuatu yang bisa memberi kita sudut
pandang lain? –dan maksud saya, adakah orang yang mampu memberi kita jawaban
dari pertanyaan “mengapa” terhadap semua fenomena hidup ini?
Saya pikir ada baiknya kita tidak mengambil sesuatu dari
satu sudut pandang saja, karena memperkaya 'amunisi' kita yang digunakan saat
membuat kesimpulan. Dan seperti perang, semakin banyak amunisi yang Anda
dapatkan, semakin baik persiapan dan langkah anda. Ambil contoh, pengobatan Barat
versus pengobatan ala China. Ada hal-hal dari pengobatan Tiongkok yang sama
sekali tidak masuk akal bagi para dokter barat. Tapi hei-hei heee, itu berhasil. Jadi
mengapa kita tidak menganggapnya sebagai amunisi?
Demikian juga, keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Banyak
fisikawan tidak percaya bahwa tuhan itu ada, dan sains juga menyarankan
demikian. Tapi saya percaya bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar sains untuk
membuktikannya. Karena itulah saya menjadikan agama sebagai amunisi saya dalam
membuktikan keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala selain sains.
Menuju kesimpulan
Sains adalah alat yang ampuh dalam hal mencari tahu berbagai
hal dan memecahkan masalah. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa
dijawab oleh sains. Oleh karena itu, kita perlu mencari sumber lain untuk
menjawab apa yang di luar jangkauan ilmu pengetahuan. Agama yang kita anut
adalah solusi dari bukan sekedar “apa?” dan “Bagaimana?” tetapi juga “Mengapa?”.
more discussion on this:
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..