Banyak orang terjebak dalam keyakinan bahwa memiliki lebih banyak uang adalah kunci kehidupan yang lebih baik. Tidak. Sebenarnya tidak demikian.
Kunci kehidupan yang lebih baik adalah peningkatan kebahagiaan hati. Bagi sebagian orang, tafsirnya ialah memiliki lebih banyak uang.
Tetapi menurut penelitian yang dibagikan Tal Ben-Shahar dalam bukunya Happier,kebanyakan dari kita akan lebih baik dilayani oleh tindakan:
1. Menciptakan ritual di sekitar hal-hal yang kita sukai.
2.
Mengungkapkan
rasa syukur atas hal-hal baik dalam hidup kita.
3.
Menetapkan
tujuan yang bermakna yang mencerminkan nilai dan minat kita.
4.
Bermain
dengan kekuatan kita alih-alih memikirkan kelemahan.
5.
Menyederhanakan
hidup kita — bukan hanya benda-benda
yang kita miliki, tapi juga waktu yang kita gunakan.
Kita lebih cenderung menjalani kehidupan yang bahagia dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini daripada dengan mendapatkan kenaikan gaji yang
lebih tinggi di tempat kerja kita— terutama jika peningkatan pendapatan hanya
akan mengarah pada peningkatan pengeluaran. Ketika kita fokus pada tujuan
moneter, kita berisiko terjebak pada "treadmill hedonis", bekerja
lebih keras dan lebih keras untuk menghasilkan lebih banyak uang. Hal ini tidak
mengarah pada kebahagiaan.
Dalam lima tahun menulis tentang keuangan pribadi, saya telah
membaca banyak tentang hubungan antara uang dan kebahagiaan.
Berikut adalah lima pelajaran terpenting yang saya pelajari:
1. Orang
yang materialistis cenderung kurang bahagia dibandingkan mereka yang tidak
materialistis. Jika tujuan Anda adalah untuk memiliki lebih banyak uang dan
lebih banyak barang, Anda akan kurang puas daripada orang lain yang tujuannya
dibangun di sekitar hubungan atau pemenuhan mental/spiritual.
2.
Terlalu
banyak menabung tidak membawa kebahagiaan. Meskipun penting untuk menabung
untuk masa depan (dan untuk mengatasi keadaan darurat saat ini), penelitian
menunjukkan bahwa menabung berlebihan sebenarnya dapat berdampak negatif pada
kualitas hidup Anda. Jika Anda memenuhi tujuan
Anda untuk menabung, tidak apa-apa untuk membelanjakan sebagian untuk hal-hal
yang membuat Anda bahagia.
3.
Pengalaman
cenderung membuat kita lebih bahagia daripada hal-hal materi. Kita memiliki
reaksi yang berbeda terhadap uang yang kita belanjakan untuk pengalaman dan
uang yang kita belanjakan untuk barang-barang materi: Ketika kita membelanjakan
untuk pengalaman, persepsi kita diperbesar (artinya kita merasa lebih bahagia
atau lebih sedih daripada ketika kita membelanjakan barang-barang), dan
perasaan cenderung berlama-lama. Dan karena sebagian besar pengalaman kita
positif, pengeluaran untuk kegiatan daripada hal-hal umumnya membuat kita lebih
bahagia.
4.
Ketika
kita menurunkan harapan kita, kebahagiaan kita akan meningkat. Harapan yang
tinggi datang ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain atau ketika
kita dibombardir oleh iklan. Kita sering menerima hal-hal yang kita lihat di TV
sebagai "normal" padahal tayangan iklan di TV adalah hyper-realis,
realitas yang dilebih-lebihkan. Dan karena kita tidak memiliki hal-hal yang di-iklan-kan
di TV, kita merasa tidak cukup dalam
hidup. Ekspektasi kita meningkat, dan tak lama kemudian kita terjebak dalam
inflasi gaya hidup. Tetapi jika kita dapat secara sadar mengelola harapan kita
— baik finansial maupun lainnya — kita dapat meningkatkan rasa sejahtera kita.
5. Kekayaan sejati bukanlah tentang uang. Kekayaan sejati adalah tentang relasi yang baik dengan orang lain, tentang kesehatan yang baik, dan tentang perbaikan diri yang berkelanjutan. Kekayaan sejati adalah tentang kebahagiaan hati. Pada kesimpulannya, lebih penting untuk menjadi bahagia daripada menjadi kaya.
Sumber: https://www.kaskus.co.id/
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..