Kerangka teori **tuturan fatis** pertama kali diperkenalkan oleh **Bronislaw Malinowski**, seorang antropolog yang meneliti masyarakat Papua Nugini. Tuturan fatis merujuk pada penggunaan bahasa yang tujuannya bukan untuk menyampaikan informasi atau ide, tetapi lebih untuk menjalin hubungan sosial atau menjaga keakraban. Tuturan ini seringkali terjadi dalam interaksi sehari-hari dan mencakup ungkapan-ungkapan yang bersifat rutin atau basa-basi.
### Teori Malinowski
Malinowski mengemukakan bahwa bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial. Dalam konteks tuturan fatis, interaksi verbal bukan bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang informatif, tetapi lebih untuk "menjaga kontak" atau mempertahankan hubungan sosial antarindividu.