Oleh: Deddy Mulyana (Guru Besar Fikom Unpad)
Dalam suatu perjamuan makan malam selepas sebuah seminar internasional di suatu kota besar, seorang dosen bergelar doktor menuturkan, seorang sejawatnya di suatu universitas negeri menghasilkan puluhan artikel yang dipublikasikan sejumlah jurnal internasional selama setahun. Ia pun memperoleh penghargaan dari universitasnya.
Namun, artikel-artikel tersebut ditolak Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) saat diajukan sebagai syarat untuk menjadi guru besar. ”Selain jumlahnya yang tidak logis, ia menulis karya ilmiah yang bukan bidangnya. Misalnya ia menulis artikel di jurnal teknik, padahal ia seorang dosen ekonomi,” ujar dosen tersebut.
Menurut dia, ternyata sejawatnya itu seorang ”agen” jurnal terindeks Scopus. ”Karena ia sudah memiliki jaringan, ia bisa membantu dosen lain memublikasikan artikel di jurnal internasional dengan syarat namanya dicantumkan sebagai nama kedua.”