Dear All Netters
Di era yang serba bebas, cenderung hedonis-materialistis ini seakan pembicaraan mengenai pentingnya memilih makanan yang jelas halal dan amal soleh menjadi absurd. ya terasa absurd karena bukan idealisme melaksanakan dan menegakkan hukum Allah dan Sunnah Nabi whenever and wherever tetapi cenderung menyerah kepada keadaan.
Terutama tinggal di luar negeri di tempat dimana orang Islam adalah minoritas dan yang tersedia di hotel, di pesawat, di rumah makan tidak ada kejelasan apakah makanan tersebut terutama yang berdaging telah disembelih secara Islam atau tidak. jika perlu "membutakan diri" ; "kalo hidup di luar negeri jangan tanya-tanya ini dan itu/kejelasan "kehalalan", nanti ngga bisa makan apa-apa".
Ok, mari kita kaji lagi satu ayat di Q.S al-mu'minun 51:
Wahai sekalian UtusanKu. makanlah dari yang halal dan beramallah yang shalih. Sesungguhnya Aku sangat mengetahui apa jua pun yang kamu kerjakan (amalkan).
Ayat di atas adalah pelajaran penting bahwa Rasul dan tentunya orang beriman yang menjadi ummatnya diharuskan memakan makanan yang halal dan beramal shalih. lho apa hubungannya antara "makanan halal" dan " beramal shalih"? satu konkrit,nyata,yang satunya "abstract,invisible".
Untuk menjawab ini ada satu hadits yang rasanya sangat pas menjelaskan ayat tersebut.silakan membaca hadits ke-10 dalam hadits arbai'in oleh imam nawawi .yang ini ya:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.
(Riwayat Muslim).
sangat miris rasanya membaca hadits di atas. bahwa seorang yang berbaju kumal dan berdebu ; dia memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh: Yaa robbku, Ya Robbku...tetapi makanan, minuman, pakaian haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, bagaimana akan dikabulkan do'anya? makanya jika tinggal di luar negeri perlu kontak sodara muslim setempat untuk mendapatkan daging yang jelas kehalalan-nya atau seperti di Inggris yang ada rumah penyembelihan meski milik non-muslim tapi semua pekerjanya muslim dan the butcher-nya jelas muslim. nah, kalo yang saya sebut di atas ngga ada ya sudah jadi "vegetarian kepepet" aja. makan roti, buah dan sayur. malah lebih sehat gaya dan pola hidupnya :D
salam dari