What a sad milestone! indonesia nomor 2 se-dunia dalam hal kirim naskah ke predatory journals

 


This shows that Indonesia is the top two countries (the other is Kazakhstan) for publication of articles in ‘predatory ‘ journals which publish anything but demand payment for privilege of publishing. 17 percent of all ‘scholarly’ articles published in higher education in Indonesia today are through such predatory journals making its higher education sector one of the most corrupt in the world! A sad milestone!

https://link.springer.com/article/10.1007/s11192-020-03852-4

Tragedi MOKUSATSU :Kesalahan Terjemahan Terburuk Dalam Sejarah

 


Mokusatsu (黙殺) adalah sebuah kata benda Bahasa Jepang yang secara harfiah berarti "membunuh dengan diam-diam", dan digunakan dengan penanda verba yang secara idiom berarti "mengabaikan", "tidak mengindahkan" atau "memperlakukan dengan penghinaan diam-diam". Kata ini terdiri dari dua aksara kanji: (moku "diam"; "sunyi") dan (satsu "membunuh").

Penggunaan

Meskipun merupakan suatu kata yang berasal dari Jepang, Mokusatsu juga dimengerti di dunia Barat ketika digunakan dalam hubungannya dengan Deklarasi Potsdam. Pemerintah Jepang menggunakan istilah ini sebagai respon terhadap tuntutan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam untuk penyerahan tanpa syarat dalam Perang Dunia II, yang menyebabkan keputusan Presiden Harry S. Truman untuk melaksanakan pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki.

National Security Agency di AS mendeklasifikasi dokumen yang menunjukkan apa yang mungkin menjadi kesalahan terjemahan terburuk dalam sejarah. Atau, paling tidak, ini melibatkan konsekuensi paling serius dari kesalahan penerjemahan dalam sejarah.

Meskipun Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi tanpa kesalahan ini, kemungkinan besar nasib menyedihkan Hiroshima adalah hasil dari kesalahan besar dalam terjemahan bahasa Jepang ke bahasa Inggris.



Hiroshima, kisah di balik kesalahan penerjemahan

Ceritanya adalah sebagai berikut: pada bulan Juli 1945, pertemuan negara-negara sekutu di Potsdam mengajukan pernyataan syarat penyerahan dengan kata-kata kasar. Setelah istilah mereka diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Jepang, mereka menunggu dengan cemas jawaban Jepang dari Perdana Menteri mereka saat itu, Kantaro Suzuki. Ultimatum ini menuntut Jepang menyerah tanpa syarat. Persyaratan tersebut mencakup pernyataan yang menyatakan bahwa setiap jawaban negatif dari Jepang akan mengundang "kehancuran yang cepat dan total".

Sementara itu, di Tokyo, wartawan surat kabar menekan Perdana Menteri Suzuki untuk mengatakan sesuatu tentang keputusan Jepang tersebut. Tidak ada keputusan resmi yang dicapai dan oleh karena itu Suzuki, kembali ke jawaban siaga lama politisi kepada wartawan, menjawab bahwa dia "menahan komentar." Perdana Menteri Jepang menyatakan dia "menahan diri dari komentar saat ini." Mokusatsu adalah kata kunci yang mengungkapkan pemikirannya, sebuah kata yang dapat diartikan dalam beberapa cara berbeda, tetapi berasal dari istilah Jepang untuk "keheningan".

Mokusatsu: satu kata,  dua pelajaran: mokusatsu berasal dari kata bahasa Jepang diam



Seperti yang dapat dilihat di entri kamus, kata tersebut dapat memiliki arti lain yang sangat berbeda dari yang dimaksud oleh Suzuki, tetapi terjemahan bahasa Jepang ke bahasa Inggris hanya menyampaikan satu arti. Agensi media dan penerjemah menafsirkan definisi "memperlakukan dengan penghinaan diam-diam" atau "memperhitungkan" (mengabaikan) sebagai penolakan kategoris Perdana Menteri.

Orang Amerika memahami bahwa perang tidak akan pernah berakhir secara diplomatik dan secara alami terganggu oleh apa yang mereka anggap sebagai nada arogan yang digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris dari tanggapan Perdana Menteri. Kantor berita internasional melaporkan kepada dunia bahwa, di mata pemerintah Jepang, ultimatum itu "tidak layak untuk dikomentari".

Mokusatsu, sebuah kata yang bisa kami terjemahkan dengan sangat baik sebagai "tidak ada komentar" saat ini, atau "biarkan saya menahan komentar untuk saat ini", diterjemahkan sebagai "abaikan saja."

Konsekuensi dari kesalahan terjemahan

Bom atom dijatuhkan di Hiroshima 10 hari kemudian. Sebuah kesalahan terjemahan yang seketika menewaskan lebih dari 70.000 orang, dan sekitar 100.000 lainnya akibat kehancuran dan radiasi. Siapa pun yang memutuskan untuk menerjemahkan mokusatsu dengan arti itu dan tidak menambahkan catatan bahwa kata itu mungkin juga tidak berarti apa-apa selain "menahan komentar" telah merugikan orang-orang yang membaca terjemahannya, orang-orang yang tidak mengenal bahasa Jepang, orang yang mungkin tidak akan pernah melihat teks asli bahasa Jepang dan yang tidak akan pernah tahu bahwa ada kata ambigu yang digunakan. Namun, sudut pandang lain menunjuk pada Perdana Menteri sendiri karena menggunakan istilah yang ambigu. Salinan dokumen yang dideklasifikasi dapat diunduh dari tautan ke NSA Amerika. 

Source: The worst translation mistake in history | Pangeanic

Kesalahan memahami Terjemahan Kata "Mokusatsu" yang memicu pengeboman Hiroshima


Terdapat bukti bahwa suatu kekeliruan dalam Menerjemahkan suatu pesan yang dikirimkan pemerintah Jepang menjelang akhir Perang Dunia II boleh jadi telah memicu pengeboman Hiroshima. Kata “Mokusatsu” yang digunakan Jepang dalam merespons ultimatum AS untuk menyerah diterjemahkan oleh Domei sebagai “Mengabaikan”, alih-alih maknanya yang benar, “Jangan memberi komentar sampai keputusan diambil”. Suatu versi lain mengatakan, Jenderal MacArthur memerintahkan stafnya untuk mencari makna kata itu. Semua kamus bahasa Jepang-Bahasa Inggris diperiksa yang memberi padanan kata “No Comment”. MacArthur kemudian melapor kepada Presiden Truman yang memutuskan untuk menjatuhkan bom atom. Padahal, makna kata “Mokusatsu” iatu adalah “Kami akan menaati Ultimatum Tuan tanpa Komentar” 

(Prof. Dedy Mulyana dalam buku “Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”)

Faruq Abdul Haq nama aslinya ialah Dr. Robert Crane

 ROBERT CRANE



Presiden Amerika Serikat,  Richard Nixon, punya penasihat namanya Dr. Robert Crane.

Dia punya 2 titel Doktor dari Universitas Harvard, 

(1) bidang hukum umum,

(2) bidang hukum internasional.

Dia juga presiden Asosiasi Hukum Internasional Harvard University. Universitas paling top di Dunia. 

Dia juga menguasai 6 bahasa,  dan pendiri Pusat Modernisasi Amerika.

Di masa Presiden Nixon, dia diangkat jadi penasihat hukum Departemen Luar Negeri dan wakil Direktur Utama Keamanan Nasional.

Suatu hari, Presiden Nixon minta dinas inteligen AS untuk mengumpulkan informasi dan menulis laporan tentang Islam Fundamentalis. 

Maka mereka menulis laporan tebal tentang itu.

Lalu Presiden Nixon meminta Crane membaca laporan itu dan meringkasnya.

Crane melaksanakan tugasnya sambil menghadiri ceramah-ceramah dan seminar-seminar tentang Islam untuk memperluas wawasannya.

Ternyata, semua yang dia ketahui tentang Islam membuat Crane terkejut dan sangat terkesan. 

Singkat cerita, dia kemudian masuk Islam dan memilih nama baru yaitu: Farooq Abdel Haq. 

Nama yang bermakna: 'Pembeda antara yang hak dan yang batil, hamba Yang Maha Benar. '

Dia menceritakan sebab masuk Islamnya:

"Sebagai seorang ahli hukum saya mendapatkan semua hukum yang saya pelajari sudah ada di Islam secara lengkap dan ringkas pula.

Bahkan ketika saya belajar di Harvard selama beberapa tahun,  tidak pernah ada kata "adil" di dalam semua literatur dan kajian hukum yang saya pelajari.

Justru di Islam banyak didapati kata "adil."

Dia bercerita: 

"Suatu hari, kami diskusi dan diantara kami ada  seorang Profesor Yahudi ahli hukum.

Dia bicara dan cerita tentang Islam secara negatif.

Maka saya ingin membungkamnya dengan pertanyaan:

"Tahukah anda seberapa besar Kitab Hukum Waris di AS ?"

Dia jawab: "Iya. Lebih dari 8 jilid.."

Lalu saya berkata: 

"Jika saya datangkan Kitab Hukum Waris komplit hanya 10 halaman, dan itu ketentuan hukum waris dalam Islam, apa anda bisa mengatakan Islam itu agama benar ?"

Dia jawab: "Itu mustahil."

"Maka kuberikan kepadanya kompilasi ayat-ayat Quran tentang hukum waris."

"Beberapa hari kemudian dia mendatangiku dan berkata: 

"Tidak mungkin akal manusia mampu menjabarkan waris dan hubungan kerabat dan mencakup semua pihak secara keseluruhan, sempurna dan adil serta tanpa menzhalimi seorangpun seperti itu."

"Dengan kata lain, dari isi ayat-ayat Al-Quran dari tema waris itu saja sudah dapat disimpulkan bahwa tak mungkin itu karya manusia, secerdas apapun dia, apalagi karya seorang Muhammad bin Abdillah yang tak pernah sekolah."

"Lalu profesor Yahudi itu pun masuk Islam."

Tulisan ini dibuat saat Dr. Robert Crane berusia 91 th.

Yang ingin tahu lebih banyak tentang beliau bisa baca di Wikipedia atau membaca buku-buku tulisan beliau.

Semoga Bermanfaat

***

Catatan tambahan:

Faruq Abdul Haq yang nama aslinya Dr. Robert Crane meninggal dunia Desember 2021 yang lalu sebagai muslim dalam usia 92 tahun. 

Semoga Almarhum dimuliakan Allah SWT disisiNya. 

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

Modul Ajar Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka kls 11

 Modul Ajar Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka kls 11

  Disukai 18
  Diunduh 1734
  Dilihat 5379
LURING
Penulis:wahyu
Diterbitkan:14 Juni 2022 08:45
Jenjang:SMA/MA/Paket C
Kelas:11
Mapel:Bahasa Inggris
  

apa sebenarnya konsep merdeka belajar itu? konsep merdeka belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh peserta didik. peserta didik yang menentukan tujuan, cara dan penilaian belajarnya. dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan murid dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.

RPP 1 Lembar Bahasa Inggris Kelas 11 SMK Tahun 2021-2022 Semester 1 Sinau-Thewe.com - Google Dokumen

GURU BERBAGI | Modul Ajar Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka kls 11 (kemdikbud.go.id)

https://drive.google.com/file/d/1Ao5jeP7rro-fZj_VCcippgykvENntgzw/view?usp=sharing