TOTTO CAT FAMILY

 

PAPA-TOTTO
PAPA TOTTO SAAT MASIH BOCIL

MOM-GREY
CHILD-KUDO/DOGU


CHILD-LEMU
CHILD-GEYAL-GEYOL or MBANG-TELON








Perumpamaan orang mukmin itu seperti lebah, ia makan yang baik, mengeluarkan yang baik, dan hinggap tanpa merusak

 

Hadits ini menggambarkan orang mukmin seperti lebah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang berbunyi: "Perumpamaan orang mukmin itu seperti lebah, ia makan yang baik, mengeluarkan yang baik, dan hinggap tanpa merusak". 
Lebih detail:
  • Hadits:
    "Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin itu seperti lebah. Jika ia makan, hanya makan yang baik, dan jika ia menghasilkan sesuatu, hanya menghasilkan yang baik pula. Jika ia hinggap di suatu tempat, ia tidak merusaknya.” (HR Ahmad: 6872). 
  • Makna:
    Hadits ini mengajarkan bahwa orang mukmin hendaknya meneladani sifat-sifat lebah, yaitu: 
    • Makan yang baik: Orang mukmin harus mencari rezeki dan melakukan segala sesuatu dengan cara yang baik dan halal. 
    • Mengeluarkan yang baik: Orang mukmin harus memberikan manfaat dan kebaikan kepada orang lain, baik berupa ilmu, amal, atau harta. 
    • Hinggap tanpa merusak: Orang mukmin harus menjaga lingkungan dan tidak merusak apa pun, baik secara fisik maupun non-fisik. 
  • Contoh: 
    • Lebah hanya hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. 
    • Lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. 
    • Madu yang dihasilkan lebah memiliki khasiat untuk kesehatan manusia. 
    • Lebah bekerja keras dan bekerja secara kolektif. 
  • Tafsir: 
    • Orang mukmin harus selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. 
    • Orang mukmin harus bersikap tabah dan sabar dalam menghadapi kesulitan. 
    • Orang mukmin harus berani menghadapi kenyataan dan mengarahkannya kepada yang lebih baik. 
    • Orang mukmin harus selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. 
    • Orang mukmin harus berdakwah dan berusaha menghentikan kezaliman. 


25 Titles & Topics Suitable for the new focus and scope of REGISTER JOURNAL

 


Here are 25 potential titles and topics for ELT (English Language Teaching) research based on the content of the REGISTER Journal for Islamic educational institutions and Muslim communities:
  1. Curriculum Development for Islamic Educational Institutions: A Review of Approaches to English Language Teaching
  2. Integrating Islamic Values into English Language Curricula: Challenges and Opportunities
  3. Innovative Curriculum Reforms for English Language Teaching in Islamic Schools
  4. Pedagogical Approaches for Teaching English in Islamic Educational Contexts: A Comparative Study
  5. Culturally Responsive Teaching Strategies for Muslim Learners: Enhancing English Language Acquisition
  6. The Role of Technology in Enhancing English Language Instruction in Islamic Institutions
  7. Second Language Acquisition Theories and Their Application in Islamic Educational Settings
  8. Bilingualism in Islamic Communities: Implications for English Language Education
  9. Addressing the Challenges of Teaching English as a Foreign Language in Islamic Educational Institutions
  10. Assessment Techniques for English Language Proficiency in Islamic Schools: Best Practices

Classroom discourse analysis

 



Classroom discourse analysis studies language and interaction patterns within educational settings, focusing on how communication between teachers and students shapes learning and teaching processes. It examines verbal and non-verbal communication, social contexts, and the dynamics of classroom interactions. Below are key components of classroom discourse analysis based on the provided framework:

### *Field: The Material or Lesson*
The "field" refers to the subject matter or content being taught in the classroom. Classroom discourse analysis can be applied to various disciplines, such as science, language learning, or general education, to understand how the teaching material influences interaction patterns. For instance:
- Tools like the Classroom Discourse Analysis Tool (CDAT) have been used to analyze scientific reasoning and dialog patterns in science classes[2].
- In language classrooms, discourse analysis helps identify features like triadic dialogue (initiation-response-feedback), teacher questions, and floor management[8].

Pengalaman orang Non-Muslim mencoba berpuasa di bulan Ramadhan

Pandangan aneh seorang Islam yang sudah murtad : Saya seorang non-Muslim yang pernah berpuasa setiap hari di bulan Ramadhan -- hanya karena penasaran untuk melihat seperti apa rasanya, bukan karena keyakinan terhadap agama apa pun. Tidak minum air adalah bagian yang sangat sulit, meskipun terutama dalam tiga jam terakhir atau lebih sebelum matahari terbenam. Saya harus mengalihkan pikiran dari udara dan jam yang bergerak sangat lambat, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan meringkuk dan tidur atau beristirahat sambil mendengarkan musik. Sungguh benar bahwa puasa mendorong kemalasan. Puasa tidak membuat saya merasa "spiritual" dengan cara apa pun. Setiap hari saya akan berbuka puasa dengan terlebih dahulu minum segelas demi gelas air dan kemudian saya makan terlalu banyak karena seseorang memberi saya semua makanan gratis yang bisa saya makan. Puasa hanya ujian ketahanan pribadi

https://www.youtube.com/watch?v=Q_pf4-hGNoo&ab_channel=FriendlyExmuslim

Beda banget ya,Guys dengan 2 video ini: https://youtu.be/DsLOl3q5os8?si=ZJFWNqmlrkBeLkzu

ini kisah 3 orang non muslim: Keller di Belfast, Notherd Ireland, Basil dari Iowa, USA dan Joyce dari Ohio, USA. Seorang non-Muslim berbagi pengalaman puasa tiga hari selama Ramadhan, menyoroti tantangan dan pertumbuhan pribadi. Dia menemukan pentingnya perhatian, dukungan komunitas, dan penghargaan atas berkah kehidupan. Pengalaman tersebut menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap orang lain dan mendorong refleksi terhadap rutinitas sehari-hari, yang pada akhirnya mengarahkannya untuk mempertimbangkan untuk melanjutkan lebih dari tiga hari pertama.

Salah satu testimoni menarik dari Joyce yang tiga hari berpuasa yang diselenggarakan oleh Existence Project selama bulan Ramadhan. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam dan mendorong sikap positif di tengah tantangan global. Joyce berbagi wawasannya tentang bagaimana puasa membantu mengembangkan disiplin diri, kejernihan mental, dan kasih sayang. Di luar tindakan fisik yang memuaskan, ia belajar menghargai berkah dalam hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan dengan orang lain. Joyce mengungkapkan bagaimana pengalaman ini telah membawa kedamaian batin, dan ia termotivasi untuk melanjutkan beberapa kebiasaan positif ini bahkan setelah Ramadhan.

RISALAH PUASA 2025

 






Ramadhan Awakening: Kebangkitan spiritual di Bulan Ramadhan

 


Kebangkitan spiritual, terutama dalam konteks Ramadhan Awakening, dapat dijelaskan melalui ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad ﷺ yang menekankan pentingnya peningkatan iman, taqwa, dan hubungan dengan Allah selama bulan suci Ramadhan.

1. Puasa sebagai Sarana Meningkatkan Taqwa

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari puasa adalah untuk meningkatkan taqwa, yaitu kesadaran penuh akan Allah yang membimbing seseorang menuju kebangkitan spiritual.

2. Lailatul Qadr: Malam Kebangkitan Spiritual

Allah SWT juga berfirman mengenai Lailatul Qadr, malam yang penuh keberkahan dan kesempatan untuk mengalami kebangkitan spiritual:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr: 3)

Mencari dan menghidupkan Lailatul Qadr dengan ibadah, doa, dan introspeksi diri adalah salah satu momen puncak kebangkitan spiritual selama Ramadhan.